>>[FF EXO] Kissmark!<<

Tittle : Kissmark (Sekuel Oppa, Let’s Play Tonight)

Main Cast :

>>Kris EXO-M

>>Shin Rinrin

Other :

>>Shim Nana

Disclaimer : EXO belong to themselves, but this ff & Kris is mine!! *plak* Don’t copas anywhere 

Author : Ririn Cross

FB : Ririn Cross, Twitter : @RirinCross

Genre : Romance, Comedy, Kris Marriage Life

Rated : T?

Warning : OOC maybe, and many more.

—————————————————-

Rinrin berjalan menyusuri lorong kampus dan bergegas menuju kelas. Ia langsung duduk tanpa mempedulikan tatapan ingin tahu teman-temannya, tentu saja ini karena luka plester di pelipisnya itu yang jadi sorotan. Gadis itu terdiam cukup lama, hingga sebuah tepukan halus menyadarkannya.

“Shin Rinrin, ada apa dengan kepalamu, eoh? Kenapa di plester?” Seorang yeoja terlihat khawatir melihat Rinrin yang hadir dengan penampilan seperti itu.

“A.. Itu, hanya terbentur, Nana.  Tidak apa-apa..” Rinrin mengibaskan tangannya dan tersenyum kikuk, seolah memang itu tidak apa-apa. Bagaimana mungkin ia bisa bercerita kepada sahabatnya bahwa semalam ia terbentur karena hampir ‘memperkosa’ suaminya sendiri? Itu alasan konyol. Lagipula, Nana tak mengetahui bahwa ia telah menikah dan suaminya adalah seorang  anggota grup idola, Kris EXO M. Ia tidak akan bisa memberitahu gadis itu, Shim Nana, teman sekelasnya di kampus.

“Hyaaa… Dia tampan sekali…”

“Benar-benar tampan. Astaga. Siapa namanya?”

“Kris… Dia dari EXO-M. Aku tak menyangka ada namja setampan dia…”

“Dia milikku. Dia akan jadi suamiku…”

Rinrin hanya menghela nafas kasar menatap yeoja-yeoja penggila suaminya sedang memuji Kris habis-habisan. ‘Suamimu? Bahkan kalian tidak sadar kalau laki-laki itu telah menikah denganku …’ batin Rinrin kesal.

Nana melihat arah tatapan Rinrin. Ia sedikit heran dengan sahabatnya yang sedikit banyak berubah. Sedangkan, Rinrin terlihat mulai kehilangan moodnya.

“Kris Jelek…” Kata itu mengalir tiba-tiba dari mulut Rinrin. Tentu saja karena moodnya benar-benar hancur hari ini berkat yeoja-yeoja itu. Nana mengerutkan alisnya.

“Jelek? EXO Kris tadi yang kau maksud?”

“Iya~ Itu panggilan sayangku untuknya~ Karena aku mencintainya~” Rinrin kemudian menyandarkan kepala di meja. Dosen lama sekali. Ia ingin kuliah segera dimulai dan semuanya selesai untuk hari ini.

“Kau selingkuh dari Kyuhyun dan kelihatannya kau mulai gila… ” Nana menunjukkan wajah datarnya.

Rinrin hanya bisa tertawa. Nana tahu kalau dia itu ELF dan bias Kyuhyun, tapi Nana tidak tahu bahwa Rinrin juga EXOtics yang karena keberuntungannya atau entah apa, kini malah menjadi istri sang leader EXO M, Kris.

~XXX~

Selepas kuliah, dengan cepat Rinrin berjalan keluar kampus. Ia tidak ingin berlama-lama di kelas karena masih begitu pusing. Lukanya terus berkedut, dan semakin nyeri saat ia mencoba mengingat kejadian memalukan tadi malam. Ia melewati gerbang dan menuju halte terdekat, tempat ia biasa menunggu bis.

Awalnya Rinrin tidak mengetahui, bahwa ada seseorang berpakaian serba hitam, yang diam-diam mengikutinya dari belakang. Namun, lama kelamaan yeoja itu akhirnya tahu. Orang itu terus mengikutinya. Bisa dilihat, saat Rinrin mempercepat langkah, orang aneh itu juga ikut menyamakan irama.

Hingga mereka sampai di halte terdekat pun orang itu ikut berhenti. Rinrin sedikit merasa risih dan takut. Apakah orang itu adalah orang jahat? Masa bodoh. Jika dia macam-macam kepada dirinya, ‘karate’ yang akan bertindak.

Lagi, orang itu juga mengikuti Rinrin hingga memasuki bis. Rinrin semakin merasa tidak nyaman, apalagi Rinrin terpaksa harus berdiri karena bis sangat penuh. Penderitaannya bertambah lagi. Tanpa Rinrin ketahui, orang dengan kostum serba hitam itu ternyata mengikutinya dan berdiri tepat di belakang yeoja itu.

Guncangan terjadi karena bis begitu penuh. Hampir ia terjatuh, tapi sebuah tangan tiba-tiba melingkar di perutnya. ‘Siapa itu? Pencuri, perampok, lelaki hidung belangkah, atau orang aneh yang tadi mengikutinya?’ bisik Rinrin dalam hati. Ia berbalik namun tangan itu tak melingkar lagi padanya. Ia lihat sosok orang aneh itu dengan pakaian serba hitam di belakangnya sedang memandang ke arah lain.

Kembali guncangan terjadi. Kali ini Rinrin benar-benar hampir jatuh karena tak bisa mengendalikan keseimbangannya. Lagi-lagi ada yang menahan tubuhnya,  mungkin karena guncangan yang kuat. Rinrin langsung merah padam, ia kesal, lantas gadis itu berbalik dan…

PLAKK

“Dasar hidung belang!” Sedangkan seluruh bis kini menatap mereka berdua shock.

“Akh…” Sosok itu merintih. Rinrin kenal suara itu. Suara bass yang akrab di telinganya. Rinrin mengamati sosok itu yang mencoba menyembunyikan wajahnya dibalik tudung kepala hitam dan topinya. Seketika yeoja itu terbelalak.

“Ahjussi, berhenti!” Ia langsung menarik sosok itu mengikutinya turun dari bis.

~XXX~

 

                Namja itu memegang pipinya yang masih terasa begitu terbakar akibat tamparan keras Rinrin. Mereka berhenti berjalan di sebuah pohon rindang yang sedikit tersembunyi dari hiruk pikuk jalanan. “Mianhae.. Aku menamparmu terlalu keras. Sakit?” Rinrin mencoba meraba pipi namja dengan pakaian serba hitam tersebut.

Tangan namja itu menggenggam tangan Rinrin. “Tidak masalah,” dustanya. Namun Rinrin masih merasa tidak enak. Tamparan tadi begitu keras. Mana mungkin tidak sakit?

“Benarkah?” tanya Rinrin tidak yakin. Namja itu hanya membalas dengan anggukkan. Merasa tidak mendapat jawaban yang membuatnya puas akhirnya Rinrin beralih pada hal lain. “Kenapa mengikutiku dengan kostum aneh seperti ini? Membuatku takut saja.” Rinrin mendecak.

“Aku membuatmu takut?” Kris tak percaya.

“Ya tentu saja! Kukira kau penguntit atau…”

“Lelaki hidung belang?” Kris memotong perkataan Rinrin.

“Aaaa… Bukan begitu!”

“Tapi kau sudah menyebutkannya sambil menamparku, Putri Tidur sayang.”

“Itu karena ulahmu yang sangat aneh.” Rinrin mengerucutkan bibirnya, merasa dibodohi dan dirinya sangat bodoh. Sementara itu Kris hanya bisa tertawa melihat ekspresi kesal Rinrin. ‘Putri Tidur’-nya terlihat sangat lucu jika kesal.

“Baiklah. Tapi benar kan kau tidak apa-apa? Aku khawatir melukaimu.” Rinrin kembali tak enak.

“Sudah kukatakan, ini bukan masalah.” Kris menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum. “Harusnya aku yang bertanya. Mengapa kau tak mengangkat teleponku?” Kris mengerutkan alisnya.

Rinrin tersenyum kecil. “Kau menghubungiku berpuluh kalipun percuma, karena aku lupa membawa ponsel, bahkan aku lupa menaruhnya dimana.” Rinrin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Aish. Kau ceroboh. Karena itulah aku menyusul.” Kris mengerucutkan bibirnya.  “Aku hanya mengkhawatirkanmu,” jawabnya singkat.

Rinrin tertegun menatap sosok  itu. Kris mengkhawatirkannya? “Kris jelek, aku tidak apa-apa. Apa yang perlu kau khawatirkan?”

Namja itu mengarahkan telunjuknya pada pelipis Rinrin. “Itu…” Seketika Rinrin meraba lukanya. Plester masih menempel disana. Ia baru teringat kepalanya memang sedikit bermasalah. “Kau masih merasakan pusing?” tanya Kris sambil menatap Rinrin.

“Sedikit…” jawab yeoja itu ragu. Pada kenyataannya benturan di pelipis itu tidak membuatnya dalam keadaan baik. “Tapi tidak apa-apa…” dustanya. Namun ia tak ingin membuat Kris semakin khawatir.

“Bagaimana kau bisa bilang tidak apa-apa, Putri Tidur? Bahkan di bis tadi kulihat kau hampir terjatuh?” Kris mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Rinrin. Menatap manik mata istrinya. Yeoja itu mundur sedikit, jarak yang terlalu dekat dengan Kris bisa membuat kondisi jantungnya tidak bagus, karena detaknya sangat tidak teratur. “Karena itu… Aku mencoba menangkapmu…” Kris memalingkan wajahnya ke arah lain, menyembunyikan semburat merah yang ada di wajahnya. Rinrin tersenyum.

Tiba-tiba ponsel Kris berbunyi, membuat namja itu sekejap teralih fokusnya. Rinrin memberikan kesempatan baginya untuk mengangkat telepon. Gadis itu kemudian berpaling mengamati rintik salju yang mulai turun. Musim dingin telah tiba. Rinrin lama menatap langit. Tangannya menengadah, menangkap bulir-bulir salju dingin yang bersentuhan dengan kulitnya. Ia tak sadar jika Kris telah menyelesaikan panggilannya dan menatap lembut padanya. Kris suka saat melihat Rinrin mulai menikmati kesibukannya.

Sebuah jaket tiba-tiba membungkus lembut tubuh Rinrin. Gadis itu memalingkan muka dan menatap suaminya yang tengah berdiri di sampingnya, memberikan jaket hitam miliknya. “Kau sudah selesai?”

“Ehem. Ayo kita pulang.” Kris memberikan tanda. Rinrin mengangguk. Mereka berdua pun berjalan berdampingan menembus salju yang mulai menebal.

~XXX~

 

“Sudah sampai~” Rinrin menatap Kris dengan mata beningnya. “Terima kasih Pangeran Es Jelek…” ucapnya penuh keceriaan. “Dan untuk jaketnya…” Rinrin tersenyum. Mereka telah sampai di apartemen 317, apartemen milik Rinrin dan Aegy.

“Kau tidak mampir?” Rinrin menawarkan. Pemuda itu menggeleng.  Rinrin sedikit kecewa, tapi tidak masalah. Mereka berbalut kebisuan dalam beberapa saat. Bahkan detak jam tangan Kris bisa terdengar diantara kesunyian.

“Besok kami akan ke Malaysia.” Kris membuka suara.

Rinrin tersentak, yeoja itu menatap nanar pada suaminya. Pekerjaan, itu yang mengharuskan ia pergi. Profesi Kris sebagai anggota grup idola mengharuskannya tidak bisa selalu menemani Rinrin. Bahkan untuk memberitahukan pernikahan mereka pada khalayak umum tak mungkin. “Berapa lama?” Rinrin mencoba tersenyum. Ia harus kuat.

“Sekitar 2 atau 3 hari. Showcase bersama Super Junior M hyung-nim juga…” Kris menjelaskan. Rinrin menunduk. Matanya sudah mulai memanas. Tapi ia tak boleh menangis disini. Tidak.

Rinrin perlahan mendekati Kris. Ia merentangkan tangan, sedikit berjinjit memeluk pemuda tinggi itu. Kris terkejut dengan sikap Rinrin yang tiba-tiba. Namun ia segera membalas pelukannya. Mereka membagi kehangatan satu sama lain. Tidak bertemu beberapa hari memang begitu menyiksa, tetapi lebih menyiksa lagi saat rindu membuncah dan mengharap kehadiran satu sama lain namun tidak dapat bertemu. Tapi takdir memang kejam, ini harus mereka jalani.

“Pergilah, dan cepat kembali…” ucap Rinrin setelah mereka selesai berpelukan. Ia mencoba mengantar Kris dengan senyuman. Ia tidak akan mengantar pemuda itu ke airport. Ia tak pernah mengantar Kris pergi, jika melihat namja itu pergi jauh tepat di depan matanya Rinrin takkan bisa.

“Ini akan selesai dengan cepat.”

“Ne…” Rinrin mengangguk.

“Pulanglah, kau harus istirahat untuk penerbangan besok.”

“Oke…”

Kris melepaskan tangan Rinrin perlahan. Jari jemari mereka mulai berpisah. “Bye…” Ia berjalan mundur masih menatap istrinya, tentu saja gadis itu masih memasang topeng senyumnya. “Bye…” balas Rinrin sambil melambaikan tangan. Kris tersenyum. Kemudian pemuda itu berbalik memunggungi Rinrin dan menghilang di balik tikungan.

Rinrin berjongkok perlahan dan mulai terisak. Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua belah tangan. Selalu begini. Ia tak berani menunjukkan air matanya secara langsung pada Kris. Ia tak mau Kris melihatnya lemah karena kepergiannya.

Rinrin terus terisak. Ia lampiaskan semua saat ini. Ia keluarkan seluruh perasaannya saat ini. Ia tak peduli jika ada yang melihatnya seperti ini. Asal jangan Kris yang melihatnya. Ia benar-benar lemah bukan? Karena itulah sejatinya Shin Rinrin, mencoba tegar di luar tapi sangat rapuh di dalam. Tangisan ini yang menguatkannya. Setelah menangis ia akan lebih tenang.

Sebuah sentuhan membuat Rinrin tersadar dari tangisannya. Ia mencoba menatap siapa yang datang. Apakah Aegy?

“Kris Jelek!!” Betapa terkejutnya yeoja itu saat tahu Kris yang kini berdiri setengah berjongkok di hadapannya. Rinrin terjatuh ke belakang. Ia tak siap dan tak percaya kalau Kris kembali.

Namja itu memberikan uluran tangannya, membantu Rinrin berdiri. Yeoja itu sedikit ragu, namun kemudian menangkap tautan Kris. Ia berdiri perlahan, mencoba merapikan penampilannya.

“Kau menangis?”

“Aniyo!” Rinrin mengelak. Ia segera menghapus air matanya kasar. “Aku tidak menangis…”

Itu membuat Kris menatap sendu ke arah istrinya. Ia menjadi terlihat sedih. “Kau sering menangis di belakangku?” Pemuda itu melemparkan pertanyaan retoris. Sedangkan Rinrin hanya bungkam. Seharusnya Kris sudah tahu jawabannya. Dari sorot mata Rinrin yang masih sangat berkaca-kaca dan wajahnya yang basah tentu saja terlihat, Rinrin sering menangisi kepergiannya.

“Mianhae…” bisik yeoja itu.

Dada Kris bergemuruh. Ia begitu sakit saat melihat ternyata dirinya penyebab yeoja ini menangis. Ada banyak rasa bersalah menyelimutinya, namun mengapa yeoja itu yang harus meminta maaf? Bukankah seharusnya ia yang harus meminta maaf karena selalu meninggalkannya. Tak dapat terus di sampingnya?

Kris segera menarik Rinrin dalam pelukan. Hal ini membuat Rinrin semakin tak bisa melepaskan sang suami. Entah kenapa bulir-bulir krystal itu kembali jatuh membasahi pipinya. Ia masuk ke dalam dekapan Kris, dan Kris dapat merasakan kesedihan Rinrin. Namja itu mengelus rambut Rinrin. Setelah dirasa cukup akhirnya mereka saling melepaskan pelukan itu.

Kris menatap wajah Rinrin. Manik matanya bertemu dengan manik Rinrin yang masih berkaca-kaca. Ia menghapus sisa air mata Rinrin dengan kedua belah tangannya. Kris menangkup wajah Rinrin, menatap wajah cantik istrinya yang terlihat sembab. Sedangkan Rinrin dapat melihat wajah sempurna sang suami di depannya.

“Mengapa kau kembali?” tanya Rinrin.

“Karena aku butuh energi lebih dari istriku…” bisik Kris. Rinrin mengerutkan keningnya. Sesaat kemudian namja itu mendekatkan bibirnya pada kening Rinrin dan mengecupnya lembut. Ia melakukannya dengan penuh perasaan.

“Aku akan segera kembali.” Kris memegang bahu Rinrin lembut. Rinrin mengangguk. Kali ini ia mengantarkan dengan senyuman yang sesungguhnya. Tangisnya telah tuntas dan ia bisa melepas Kris untuk pergi. Ia tak bisa menahannya.

“Fighting Kris jelek~  Tenang saja~ Setelah ini aku akan baik-baik saja!” Rinrin tersenyum. Perasaannya lebih ringan karena ia tahu Kris akan segera kembali dan baik-baik saja.

Kris mengangguk. Kali ini ia juga melempar senyum. Rinrin tertawa. Ia merasa dia memang sedikit berlebihan, tapi ya begitulah dirinya.

“Ehm.. Putri Tidur..”

“Ne??”

“Aku ingin memberikan sesuatu padamu.”

“Ige mwoya?” Rinrin menggelengkan kepalanya tak mengerti.

“Tapi kau harus menjaganya sampai aku kembali.” Kris mengabaikan pertanyaan Rinrin. Pemuda itu mulai berteka-teki dan menunjukkan senyum mencurigakan.

“Me–“ Belum sempat Rinrin menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Kris telah menempelkan bibirnya di leher Rinrin. Nafas namja itu berhembus menggelitik lehernya. Gadis itu menahan nafas sejenak hingga saat dimana Kris mulai mengecup leher yeoja itu, menghisapnya perlahan. Semakin dalam kecupan dan semakin kuat hisapan serta jepitannya hingga meninggalkan sebuah tanda keunguan disana.

“Ya!!!” pekik Rinrin seraya mendorong tubuh Kris menjauh. Kris tersenyum nakal penuh kemenangan. “A..apa yang kau lakukan?! Ini?!” Rinrin menunjuk-nunjuk lehernya.

“Kau harus menjaganya sampai aku kembali. Jangan sampai hilang sebelum aku pulang.” Kris menunjukkan smirknya. “Jika menghilang, aku akan…”

“A…akan apa?” Rinrin merinding seketika. Ia mendapat firasat buruk.

“Mengukir tanda lebih banyak.”  Seringaian menghiasi wajah tampan namja itu.

“Apa-apaan itu!? Kris Jelek babo!!”

~XXX~

“Ya!! Shin Rinrin! Kenapa sekarang lehermu yang di plester!” Nana terpekik.

Rinrin berwajah datar. “Digigit naga…” -_-

“Mwo?! Ya! Jangan bercanda.”

“Memang aku terlihat bercanda?” Rinrin menunjukkan wajah malasnya.

“Jangan-jangan…” Nana menyipitkan matanya lalu menatap Rinrin. “Itu kissmark ya!?”

“A..aniyo!”

“Sini kulepas. Aku mau lihaaaaaaaaatt….”

“Andwae! Tidak boleh!”

“Ya~ Benar kan! Hahahahaha~” Nana tertawa jahat setelah berhasil mengambil plester kecil itu.

“Shim Nana!!”

~END~

Oneshot K-Rin yang gaje lagi -_____- *plak

huwaaa…. gimana ini?? RCL ya jangan lupa jangan lupa >.< *ngarep

see you next kisahnya :3

jika saya lagi mood tapi 😀 *plak